A. Informasi awal sebelum berternak
Pada budi daya maupun bisnis apa
pun, informasi dan pengetahuan yang memadai sebelum usaha dijalankan
menjadi kunci penting suksesnya usaha, termasuk pada budi daya ayam
kampung. Jangan sampai setelah budi daya dijalankan muncul banyak
kebingungan karena tidak menguasai teknisnya sehingga usaha peternakan
yang dijalankan tidak optimal, bahkan mengalami kegagalan.
Pelajari
terlebih dahulu berbagai aspek teknis budi daya ayam kampung sebelum
mulai menjalankannya. Informasi bisa diperoleh dari berbagai media,
seperti majalah, buku, hingga Internet. Dunia maya menjadi cara efektif
untuk mengetahui keberadaan dan melakukan kontak dengan banyak peternak
ayam kampung dari berbagai daerah di Indonesia.
Tidak cukup hanya
membaca berbagai pustaka. Cari tahu keberadaan peternak di daerah
sekitar dan di berbagai daerah lain, kemudian lakukan kontak. Jika
memungkinkan, kunjungi peternakan bersangkutan sehingga mengetahui
secara langsung kondisi peternakan ayam kampung.
Lakukan
komunikasi dan tukar pikiran dengan peternak yang sudah berpengalaman
mengenai berbagai hal terkait teknis budi daya ayam kampung. Apabila
memungkinkan, pada awal usaha, lakukan kerjasama dengan cara membeli
bibit dari peternak bersangkutan. Dengan cara ini biasanya si penjual
bibit akan memberikan pengarahan tentang cara beternak yang baik.
Apabila
ingin lebih mendalami teknis budi daya ayam kampung, sebelum memulai
dapat mengikuti pelatihan budi daya ayam kampung yang sebenarnya sudah
banyak dijalankan secara mandiri oleh peternak di berbagai daerah.
Melalui pelatihan, calon peternak bisa mendapatkan mentor atau konsultan
yang dapat "mendampingi" dan memberikan informasi terkait kendala budi
daya selama peternakan berjalan. Cara seperti ini cukup efektif
menghasilkan peternak-peternak ayam kampung baru yang sukses.
Selain
diberikan kepada calon peternak, pelatihan atau penyuluhan budi daya
ayam kampung juga banyak diberikan peternak yang sudah menerapkan sistem
budi daya intensif, baik kepada masyarakat maupun peternak lain yang
masih menjalankan sistem budidaya umbaran. Melalui pelatihan ini
masyarakat dapat "membenahi" sistem pemeliharaan ayam kampungnya,
sehingga lebih efisien sekaligus lebih aman dari penularan penyakit.
Selain
itu, berpeluang menambah atau meningkatkan jumlah ayam yang dipelihara
karena sudah mengetahui sistem pemeliharaan yang lebih baik. Pasalnya,
selama ini banyak peternak sistem umbaran yang sudah merasa puas dapat
memanen 10-20 ekor ayam kampung per minggu. Padahal, potensi usahanya
masih dapat ditingkatkan, baik dari sisi kuantitas maupun kualitas hasil
panen.
Selain informasi teknis budi daya, informasi besarnya
serapan pasar terhadap telur dan daging ayam kampung, baik di sekitar
peternakan maupun daerah lainnya juga harus diketahui calon peternak.
Informasi ini dapat dijadikan acuan dalam menentukan skala usaha
peternakan yang akan dijalankan.
B. Memenuhi persyaratan budi daya
Pola pemeliharaan ayam kampung
sistem umbaran yang dijalankan masyarakat di berbagai daerah memang
merupakan pola pemeliharaan warisan sejak dahulu kala. Sayangnya, pola
pemeliharaan yang dijalankan ternyata kurang efisien dalam meningkatkan
pertumbuhan bobot dan produksi telur, karena pakan dan pemeliharaan
lainnya hanya dijalankan ala kadarnya.
Sebagai gambaran, ayam
kampung yang dipelihara ala kadarnya mencapai pertumbuhan bobot 1 kg
dalam waktu 6 bulan. Sementara, ayam kampung pedaging yang dipelihara
intensif mencapai pertumbuhan bobot yang sama dalam waktu 2-2,5 bulan.
Karena
itu, agar hasil budi daya optimal dan dapat memberikan keuntungan
ekonomi sesuai yang diharapkan serta mencegah kerugian seperti di atas,
peternakan yang dibangun harus memenuhi persyaratan lokasi dan teknik
budi daya yang sesuai. Kondisi peternakan yang baik membuat peternak
dapat menjalankan usahanya dengan tenang dan fokus pada pengembangan
usahanya. Berbagai persyaratan budi daya ayam kampung yang baik dan
benar dibahas di bab persiapan budi daya. Sementara itu, langkah-langkah
yang dapat dilakukan peternak untuk mencegah penyakit menular "mampir"
dan menimbulkan kerugian pada peternakannya bisa dibaca di bab
penanggulangan hama dan penyakit.
C. Jelas menentukan arah peternakan,petelur atau pedaging
Hingga saat ini, masih banyak para
peternak ayam kampung yang sejak awal tidak menentukan dengan jelas
arah peternakannya, apakah ingin beternak ayam kampung petelur atau
pedaging. Masih sangat jarang peternak yang membudidayakan ayam kampung
petelur atau pedaging secara khusus. Akibatnya, peternak tidak
menggunakan DOC atau bibit yang tepat—bibit khusus petelur atau pedaging
sehingga hasil dari peternakannya tidak optimal.
Kesalahan
memilih bibit sejak awal jelas menimbulkan kerugian bagi peternak,
terutama terkait biaya pemeliharaan. Jika kebetulan mendapatkan DOC pedaging, tetapi tidak mengetahuinya dan menjadikannya DOC
petelur, tentu biaya pakan meningkat karena lamanya waktu pemeliharaan.
Di lain pihak, hasil telur yang didapatkan juga tidak optimal. Begitu
sebaliknya, jika bermaksud memelihara ayam kampung pedaging, tetapi
ternyata yang dipelihara ayam kampung petelur. Biaya pakan yang
dikeluarkan menjadi tidak sebanding dengan kenaikan bobot ayam.
D. Memulai dari tahab termudah
Bagi peternak pemula yang belum
memiliki pengalaman, sebaiknya memilih langkah termudah dalam memulai
peternakannya. Kemudahan ini baik dari sisi teknis untuk meminimalkan
risiko kegagalan maupun dari sisi investasi. Bagi peternak yang ban.,
menjalankan peternakan ayam kampung pedaging dapat memulai dengan
membeli DOC untuk dibesarkan. Teknis pemeliharaannya relatif mudah
dibandingkan dengan pemeliharaan ayam kampung petelur. Periode
pembesaran pun relatif singkat, hanya sekitar 2-2,5 bulan sudah panen.
Selanjutnya, jika berhasil melewati tahap pembesaran ayam kampung
pedaging, peternak dapat menambah segmen usahanya, baik ke pembibitan
ayam kampung pedaging maupun membudidayakan ayam kampung petelur.
Sebaliknya,
jika ingin membudidayakan ayam kampung petelur dapat memulai dengan
membeli dara ayam kampung petelur berumur 4-5 bulan. Selanjutnya,
memeliharanya selama sekitar satu bulan hingga siap berproduksi
(menghasilkan telur) pada umur 6 bulan. Pemeliharaan ini dianggap cukup
singkat ketimbang membeli DOC petelur sehingga risiko kegagalan selama pemeliharaan menjadi lebih kecil.
Meskipun begitu, sebagian peternak pemula juga membeli DOC
petelur dengan pertimbangan sejak kecil ayam sudah beradaptasi dengan
lingkungan peternakan sehingga tidak perlu beradaptasi lagi saat mulai
menghasilkan telur. Namun, jika ingin menjalankan teknik seperti ini
sebaiknya peternak memiliki pendamping atau peternak ayam kampung
petelur lain yang sudah berpengalaman, sehingga bisa berkonsultasi
setiap saat. Tujuannya, tak lain untuk memastikan peternakan yang baru
dikelolanya dapat berjalan dengan baik.
E. Memulai dari sekala kecil
Tidak perlu terlalu terburu-buru
berinvestasi besar untuk beternak ayam kampung, meskipun modal yang
dimiliki mencukupi. Calon peternak ayam kampung, baik petelur maupun
pedaging, yang baru pertama kali menjalankan usaha beternak ayam kampung
tentu akan lebih "aman" jika memulainya dengan populasi yang tidak
terlalu banyak. Misalnya, memulai dengan memelihara beberapa puluh atau
ratus ekor ayam kampung.
Anggap saja periode awal beternak ini
sebagai sarana pembelajaran sambil terus mencari tahu berbagai teknik
pemeliharaan ayam kampung yang baik (Learning by doing).
Memelihara ayam kampung pada tahap awal dalam jumlah tidak terlalu
banyak juga menjadi sarana "masuk" ke berbagai komunitas peternak ayam
kampung untuk "menimba" ilmu. Tentunya akan lebih banyak hal yang bisa
didiskusikan bersama peternak lain jika sudah benar-benar memelihara.
Selanjutnya,
berbagai pengalaman dan pengetahuan baru yang diperoleh selama periode
pemeliharaan pertama digunakan sebagai bekal untuk periode peternakan
berikutnya, termasuk mengembangkan skala peternakan. Jika pada periode
pertama sudah berhasil, keuntungan yang diperoleh dapat digunakan untuk
periode selanjutnya. Begitu pun sebaliknya, jika belum berhasil, modal
yang ada tidak keburu habis seluruhnya sehingga bisa digunakan untuk
menjalankan periode berikutnya dengan tambahan pengalaman dan
pengetahuan bait sehingga peluang keberhasilan menjadi lebih besar.
Namun,
jika memang langsung membudidayakan ayam kampung dalam skala besar,
seperti diulas di atas, sebaiknya memiliki pendamping atau peternak
senior. Peternak pendamping ini dapat memberikan pengarahan atau
konsultasi selama proses budi daya berlangsung, sehingga jika terjadi
kendala dapat ditangani lebih cepat dan tepat.
F. Waktu tepat memulai Budi daya
Keadaan musim cukup berpengaruh
terhadap budi daya ayam kampung, terutama saat memulai peternakan.
Sebaiknya budi daya dimulai pada musim kemarau atau awal musim kemarau,
karena akan memberikan kemudahan dalam proses pemeliharaan. Misalnya,
pemeliharaan DOC pada malam hari tidak terlalu repot karena cuaca
relatif mendukung. Sementara, pada musim hujan pemeliharaan DOC
relatif lebih repot karena cuaca lebih dingin dan kelembapan lebih
tinggi. Apalagi, pada masa pergantian musim (pancaroba), ternak lebih
rentan terserang penyakit karena perubahan cuaca yang sering terjadi
secara tiba-tiba.
Apabila budi daya terpaksa harus dimulai pada saat musim hujan, maka manajemen pemeliharaan DOC
menggunakan kandang pemanas harus benar-benar baik. Tujuannya untuk
menekan tingkat serangan penyakit dan kematian. Tidak disarankan memulai
usaha beternak ayam kampung pada masa pancaroba.
Berdasarkan serapan pasarnya, budi daya ayam kampung dapat dilakukan
sepanjang tahun karena permintaan pasar terhadap ayam kampung relatif
stabil. Begitu pula harganya. Pada saat tertentu, seperti hari raya,
serapan pasar terhadap ayam kampung pedaging meningkat drastis.
Menjelang saat seperti ini produksi bisa ditingkatkan untuk memanfaatkan
momen melonjaknya harga ayam.
G. Melengkapi perlengkapan peternakan dan melaksanakan manajemen pemeliharaan dengan baik
Faktor lain yang berperan dalam
kesuksesan sebuah peternakan ayam kampung adalah kelengkapan peralatan
budi daya yang dimiliki dan pelaksanaan manajemen pemeliharaan yang
baik. Berbagai keperluan budi daya ayam kampung harus cukup jumlah dan
kualitasnya. Mulai tempat pakan dan minum hingga berbagai peralatan
pendukung lainnya, seperti peralatan kebersihan kandang serta peralatan
pencucian tempat pakan dan minum. Biasanya, peternakan yang sudah
menerapkan teknik pemeliharaan semiintensif atau intensif sudah memiliki
berbagai perlengkapan tersebut secara memadai.
Perlengkapan lain
yang penting dan harus dimiliki peternakan ayam kampung, terutama usaha
pembibitan, adalah genset dan cooling room. Genset diperlukan di
peternakan ayam petelur yang juga menghasilkan DOC yang proses
penetasannya menggunakan mesin tetas, baik manual maupun otomatis.
Genset diperlukan jika sewaktu-waktu terjadi pemadaman listrik sehingga
aliran listrik ke mesin tetas berhenti. Apabila lampu padam terlalu
lama, tentunya akan mengakibatkan telur gagal menetas.
Perlengkapan
penting lainnya yang dibutuhkan peternakan ayam kampung pembibitan
adalah cooling room atau ruang khusus penyimpan telur yang dilengkapi
pendingin udara. Fungsinya sebagai tempat penyimpanan sementara telur,
terutama telur tetas, sebelum dijual atau dimasukkan ke dalam mesin
tetas. Khusus telur tetas, penyimpanan dalam ruangan bersuhu lebih
rendah dari suhu ruang normal (sekitar 25° C) dapat mencegah terjadinya
pertumbuhan embrio din! sebelum ditempatkan ke dalam mesin tetas.
Setelah
semua perlengkapan peternakan tersedia, faktor selanjutnya yang
mendukung kesuksesan budi daya ayam kampung adalah manajemen
pemeliharaan yang dijalankan dengan balk. Mulai pemberian pakan,
perawatan kandang dan perlengkapan kandang, hingga pemberian vaksinasi
dan penyemprotan disinfektan di dalam kandang.Termasuk pencatatan
history di peternakan sebagai bahan evaluasi ke depan.
H. Mencatat setiap kegiatan
Salah satu kunci keberhasilan
beternak ayam kampung adalah mencatat setiap kegiatan yang dilakukan,
termasuk membuat catatan mengenai pengeluaran dan pemasukan yang
diperoleh setiap harinya. Hal ini penting untuk mengetahui secara pasti
modal dan keuntungan yang diperoleh, sehingga pada periode berikutnya
peternak dapat mengalokasian anggaran dengan jelas.
Pencatatan
juga dilakukan terhadap perkembangan jumlah populasi ayam di peternakan
hingga setiap kejadian lain yang berlangsung, seperti program vaksinasi
dan pemberian vitamin, kejadian jangkitan penyakit, banyaknya ayam yang
terjangkit penyakit, hingga pola penanganannya. Termasuk catatan yang
dibuat pada proses penetasan telur. Semua catatan kejadian di peternakan
digunakan sebagai bahan evaluasi jika hasil budi daya yang didapatkan
kurang optimal. Selain itu, dapat digunakan sebagai data untuk
perkembangan dan kemajuan peternakan pada masa yang akan datang.